Journalist Club Sisma

Berdiri, Berlari, Mengejar Informasi

Kini di Facebook Bisa Kirim Pesan Kematian

Meski pemilik akun di jejaring sosial Facebook sudah meninggal, belum tentu akunnya otomatis tertutup. Kecuali atas permintaan banyak orang. Kini Facebook menawarkan satu aplikasi bagi seseorang yang ingin membuat surat wasiat di Facebook, If I Die.

Surat wasiat ini akan mengirimkan pesan setelah pemilik akun dipastikan meninggal. If I Die menawarkan pesan surat wasiat kepada teman-teman terpercaya (trustee) dan orang yang anda cintai di Facebook. Setelah menginstal aplikasi ini, maka anda harus memilih tiga teman tepercaya yang bisa memastikan kematian Anda. Baca lebih lanjut

Januari 8, 2012 Posted by | Artikel | , , , , | Tinggalkan komentar

Waspada, Spa Ikan Bisa Tularkan HIV dan Hepatitis C

fish-spaBadan perlindungan kesehatan di Inggris, Health Protection Agency baru-baru ini memperingatkan bahwa spa ikan bisa menularkan Human Imunodeficiency Virus (HIV). Spa yang dilakukan dengan merendam kaki di dalam bak berisi ikan-ikan kecil itu juga bisa menularkan Hepatitis C.

Risiko penularan paling besar pada kondisi tertentu, seperti diabetes dan psoriasis atau radang kulit kronis karena gangguan autoimun. Selain itu, kondisi daya tahan tubuh yang sedang melemah karena sakit juga membuat seseorang rentan tertular HIV dan Hepatitis C saat melakukan spa ikan.
Baca lebih lanjut

Desember 20, 2011 Posted by | Artikel | , , , , | Tinggalkan komentar

Waspada, Virus Komputer Bisa Infeksi Manusia

komputer

Tak hanya menginfeksi perangkat, kini virus komputer mampu menginfeksi manusia. Hal semacam ini disebut ‘biologi buatan’ dan medan ini telah masuk tahap pertumbuhannya.

Melalui ‘biologi buatan,’ bisa ‘mengoprek’ genetika dari bentuk kehidupan. Pengusaha miliarder Craig Venter menciptakan ‘kehidupan buatan’ untuk pertama kalinya pada tahun lalu dan membabtis bentuk kehidupan itu dengan nama ‘Synthia’. Baca lebih lanjut

Desember 20, 2011 Posted by | Artikel | , , , , | 4 Komentar

Animasi Indonesia, Bajaj Jadi Robot Transformer

Pagi itu, aktivitas sebuah pasar di Jakarta berlangsung ramai seperti biasa. Pedagang berteriak menawarkan dagangan, pembeli pun ramai berkerumun.

Di sebuah warung, seorang kakek pun terlihat asyik menikmati mie rebus, sambil mendengarkan lagu qasidah “Perdamaian” yang diputar di radio. Tapi tiba-tiba, keasyikan kakek yang mendengarkan qasidah itu terganggu.

Sebuah gangguan transmisi menyebabkan lantunan qasidah itu muncul-hilang secara bergantian. Kemudian, bumi pun bergetar, namun bukan karena gempa bumi. Sontak kakek itu kemudian keluar, setelah orang di luar warung ramai berteriak. Baca lebih lanjut

Desember 18, 2011 Posted by | Artikel | , , | Tinggalkan komentar

Dari Coba-Coba, Eh.. Jadi Ketagihan

Nama         : A.A Sri Agung Pradnyaparamita

TTL           : Denpasar, 11 Desember 1992

Alamat      : Jl. Drupadi  XVI  no. 19

Hobi          : Menulis, bertheater

Mencoba sesuatu yang sama sekali kita belum kenal, membuat kita sulit untuk memahaminya. Tetapi ketika kita mencoba kembali hal yang sama, itu  akan menimbulkan rasa ingin mendalaminya. Hal ini sempat di rasakan oleh salah seorang siswi berprestasi di SMA Negeri 7 Denpasar.

A.A Sri Agung Pradnyaparamita, cewek yang memiliki bakat dalam membaca puisi ini pernah merasakan yang namanya mencoba hal yang belum ia kenal. Ya.. awalnya siswi yang berparas ayu ini tidak memiliki hobi dalam membaca puisi. Hanya saja saat ia duduk di bangku SMA dan terjun dalam dunia teater, belia dengan panggilan akrabnya ‘Gung Sri’ ditawari oleh seniornya di Teater Antariksa untuk mengikuti lomba baca puisi “Awalnya sih nyoba ikutan aja, eh gak taunya jadi keenakan buat baca puisi and mendalami puisi itu”, tutur cewek kelahiran 11 Desember 1992. Baca lebih lanjut

Desember 14, 2011 Posted by | Profil | , , , | Tinggalkan komentar

Penerjang Gelombang dari Sepeken

NelayanPewawancara: selamat pagi pak, kami dari unit kegiatan mahasiswa visi universitas pendidikan ganesha, ingin sedikit berbincang-bincang dengan bapak selaku nahkoda kapal”Jawa Indah”. Untuk lebih akrabnya saya Ayu Kusuma, terlebih dahulu mengetahui identitas pribadi bapak seperti nama, tempat tgl lahir, alamat.

Narasumber : nama saya Ruslan, tempat tgl lahir Sumenep 12 Oktober 1965 dan alamat saya Sepeken Jawa Timur.

Pewawancar: jenis ikan apa sajakah yang bapak bawa dari sepeken Jawa timur dan berapa banyak ikan yang bapak bawa?

Narasumber: jenis ikan yang saya bawa bermacam-macam mulai dari ikan lokal dan ikan ekspor, jumlah ikan yang saya berkisar 8 sampai 10 ton.

Pewawancara: berapa lama waktu yang harus bapak tempuh dari Sepeken Jawa Timur menuju Singaraja   tepatnya di tempat pendaratan ikan ini?

Narasumber: waktu yang saya perlukan kira-kira 10 jam, tergantung dari keadaan cuaca dan gelombang laut saat berlayar.

Pewawancara:adakah aturan-aturan khusus yang harus bapak taati ketika membawa ikan ketempat pangkalan pendaratan ikan ini?

Narasumber: ada beberapa aturan yang harus di taati yaitu membawa ikan yang memang diperbolehkan dan tidak membawa ikan yang dilarang sepaerti ikan Sumay, harus membawa perlengkapan berupa surat-surat kapal dan ijin berlayar. Baca lebih lanjut

Desember 6, 2011 Posted by | Wawancara | , , | Tinggalkan komentar

Sisi Muram Kehidupan Nelayan

NelayanNenek moyangku seorang pelaut,gemar mengarungi luas samudera ,menerjang ombak tiada takut,menempuh badai sudah biasa. Lagu itu seolah menjadi spirit bagi nelayan pangkalan pendaratan ikan Desa Sangsit. Kegigihan para nelayan disana yang berjuang untuk anak dan istri mereka, menjadikan mereka sosok pribadi yang tangguh. Semangat Kegigihan yang mereka kobarkan rasanya tak sebanding dengan kehidupan yang mereka jalani sampai saat ini yang masih tetap berada dalam situasi dan kondisi yang sangat memprihatinkan. Kalau pun ada diantara mereka yang bisa hidup mapan dan berkecukupan jumlahnya tidak seberapa jika dibandingkan dengan nelayan yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan tersebut masih banyak yang tinggal di rumah yang sangat sederhana bahkan jauh dari layak. Mayoritas dari mereka masih tinggal di rumah-rumah dengan material dari kayu atau papan, beratap nipah dan sebagian kecil seng serta berlantai pasir. Kondisi rumah mereka yang tertancap di pasir pantai terlihat sudah hampir  reot dan hampir tumbang ditelan waktu yang terus berputar. Baca lebih lanjut

Desember 5, 2011 Posted by | Opini | , , , | Tinggalkan komentar

PANGKALAN PENDARATAN IKAN “Sumber Daya Laut ku”

KapalIndonesia adalah Negara yang beruntung karena memiliki banyak kekayaan alam salah satunya adalah laut atau bahari. Setiap pulau di Indonesia di kelilingi oleh hamparan laut, lengkap dengan keeksotisannya. Sebut saja pulau Bali yang mempunyai begitu banyak wilayah laut salah satunya adalah pesisir pantai yang terdapat di desa Sangsit, kabupaten Buleleng selain mempunyai pemandangan yang mampu memanjakan mata pengunjung juga sebagai tempat aktivitas ekonomi masyarakat sekitar. Pesisir pantai ini dijadikan pangkalan pendaratan ikan yang resmi oleh pemkab Buleleng. Setiap hari tempat ini dijadikan tempat bersandar dan membongkar muatan oleh kapal-kapal ikan dari beberapa provinsi di Indonesia. Salah satu kapal yang sering membongkar muatannya di PPI adalah kapal dari Jawa Timur. Sekitar 8 ton ikan di turunkan disini yang selanjutnya akan di distribusikan ke Denpasar. Ikan-ikan yang dibawa oleh kapal dari luar pulau  adalah ikan segar, yang langsung di pack tanpa menggunakan bahan-bahan kimia. Baca lebih lanjut

Desember 5, 2011 Posted by | Berita Utama | , , | Tinggalkan komentar

Mimpi Besar Kadek Sudiarta

“Pengabdian dan memperjuangkan hak nelayan agar dapat sejahtera jauh lebih berharga dari sekedar harta”  tutur Kadek Sudiarta.

Pangkalan Pendaratan Ikan Sangsit, Dusun Pabean merupakan tempat pelelangan ikan yang ada dibuleleng. Tempat ini menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat yang tinggal dipesisir pantai. Salah satunya bapak Kadek Sudiarta yang kini menjabat sebagai ketua kelompok nelayan Bhineka Samudra. Lulusan SMA Trisila Surapati ini mengaku sudah hampir 14 tahun ia dan rekannya mengarungi lautan untuk mencari nafkah.

Setelah menikah pada tahun 1995, ia diberkahi  2 orang anak, anak pertama, Luh Putu Sudiani yang masih duduk di bangku SMP kelas 3, kemudian yang kedua, Kadek Ayu Astari kini masih SMP kelas 1. Keluarga yang sederhana dan penuh rasa cinta, keduanya tumbuh dengan bangga, walaupun mereka terbatas oleh biaya, tetapi mereka tetap bersekolah untuk meraih cita-citanya. Baca lebih lanjut

Desember 5, 2011 Posted by | Profil | , , , | Tinggalkan komentar

Wayan Dharma, Laut Hidupku

NelayanTatkala sang mentari kembali pulang ke peraduannya bumi pertiwipun gelap gulita, hanya kerlip bintang yang bertaburan di atas birunya langit. Semua makhluk terlelap dalam mimpi indahnya, namun sesosok pria paruh baya masih tetap bertarung di tengah lautan lepas demi sesuap nasi di esok hari. Tak ada teman tak ada sanak keluarga hanya dinginnya malam yang masih mau menemaninya, di bawah sinar rembulan pak tua itupun menggelar jaringnya berharap para penghuni laut terperangkap di dalammnya.

Pak Wayan Dharma (52) tak pernah menyangka kalau aktifitas itu bisa dijalaninya sampai sekarang pasalnya pada bulan Pebruari lalu di tengah lautan lepas ia dan kawan-kawan seperjuangannya dalam kelompok nelayan Beji Asri terjebak dalam gelombang besar. Hujan lebat yang disertai angin membuat lampu perahunya mati, tidak ada yang dapat mereka lakukan dalam kegelapan kecuali menunggu pagi hari. “Saat itu saya sangat takut sebab beberapa hari lalunya ada nelayan di daerah kubutambahan yang hilang ketika memancing akibat gelombang besar juga” ungkapnya. Namun alangkah senangnya suami dari ibu Nyoman Widiasih (45) itu ketika fajar mulai menyingsing, dan iapun bisa kembali menepi dengan selamat.

Beliau mengawali karirnya sebagai nelayan sejak kelas empat SD, ia tidak sempat menamatkan sekolahnya karena masalah biaya, hingga ia harus turun kedunia kerja di usia sedini itu dan memilih profesi nelayan. Bapak itu mengaku sejak kecil ia memang suka memancing, karena sewaktu ia kecil penghasilan nelayan cukup menggiurkan. “Memang dulu penghasilan nelayan itu lumayan, sampai-sampai waktu masih muda saya bisa bikin rumah dari hasil melaut, tapi sayang dik sejak tahun 2000 penghasilan kami merosot tajam” ceritanya. Setelah kami telisik lebih jauh ternyata alasan utama kemrosotan penghasilan nelayan itu adalah perbandingan jumlah nelayan dan hasil laut yang tidak sebanding, semakin hari jumlah nelayan semakin banyak akan tetapi hasil laut malah berbanding terbalik menjadi menurun. Baca lebih lanjut

Desember 5, 2011 Posted by | Berita Kisah | , , , , | Tinggalkan komentar