Ni Luh Dwi Indrayani, Berkah Kegagalan

Ni Luh Dwi Indrayani

Tiap detik lebih berarti dan tiap menit lebih bermakna, itulah pegangan hidup dari Ni Luh Dwi Indrayani. Seorang yang memiliki watak sederhana namun cerdas dalam berpikir.

Putri ke-2 dari pasangan I Gede Sugania dan Ni Wayan Sunariati ini, telah membuktikan keseriusannya dalam bidang jurnalistik. “Bagi saya, Jurnalistik itu tidak lain, tidak bukan, berprinsip pada hati nurani. Jika memang bukan hobi, tidak akan bisa, karena gairah menulis yang sejati itu datang dari hati. Namun, jika telah ada secercah keinginan dalam merambah dunia jurnalistik, semua pasti bisa. Jadikanlah menulis layaknya hiburan seperti Facebook dan Twitter“ Ungkapnya.

Dara kelahiran Bangli, 18 Agustus 1992 ini, kerap kali mengalami kesulitan dalam membuat sebuah tulisan. Karena menurutnya lewat sebuah tulisan ia bisa mengapresiasikan perasaannya. “Menulis itu ekspresi diri, menulis itu menyenangkan, menulis itu bisa menghasilkan uang, dan menulis adalah bagian dari kehidupan kita“ Sahutnya. Namun, disaat kesulitan itu datang menghadang, justru kegagalan yang diraihnya. Berulang kali mencoba, tapi hasilnya tetap sama.

Kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda, karena melalui kegagalan kita dapat melihat kekurangan pada diri kita sendiri. “Saya sewaktu SMP dulu sempat menangis hingga malam dalam membuat sebuah artikel, namun tak meraih apapun“ Keluh Nominator Terbaik menulis artikel bertema kepemimpinan tingkat SMA/SMK se-bali ini.

“Perasaan sedih dan putus asa, tentu ada. Namun, pembimbing saya waktu itu justru tertawa melihat saya. Dan tanpa saya sadari beliau mengarahkan saya pada kejernihan pikiran. Sejak saat itu saya kerap mengikuti seminar dan diskusi yang memotivator saya untuk melompat lebih tinggi“ Ujarnya sambil tertawa.

Impiannya itu sempat tertunda, namun berkat kegigihannya dalam berusaha. Sejumlah prestasi kini diraihnya. Antara lain ; Juara III menulis artikel dalam rangka HUT Bali Art & Design College tingkat SMA/SMK se-Bali , Juara II Kompetisi Karya Tulis ilmiah oleh Universitas Udayana Tingkat SMA se-Bali , Juara III lomba Musikalisasi Puisi tingkat SMA/SMK se-Bali dalam rangka HUT kota Denpasar. Setelah lulus dari SMAN 7 Denpasar nanti, ia akan melanjutkan studynya di Universitas Indonesia yang didapatnya melalui jalur PPKB ( Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar )” Ini saya persembahkan kepada kakek saya yang sudah tenang disana, saya harap lewat goresan dalam garis-garis kertas, beliau tahu betapa besarnya saya berusaha“ Terangnya.

Itulah Realita kehidupan jaman sekarang, seberapa besar kita berusaha , hasilnya pun akan maksimal. Jadikanlah kegagalan itu sebagai pengalaman, karena pengalaman itu adalah guru yang baik. Untuk rekan jurnalistik , Hidupkanlah jiwamu dengan pena dan gairahkanlah terus dengan hati agar tiap detik lebih berarti dan tiap menit lebih bermakna. Sebab, jurnalis kini ibarat mahkota dari suatu Negara. So, If better is possible good isn’t enough. (yudha.programa7)